6/25/2014

7 Peradaban Kuno yang Terlupakan

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Dalam sejarah, tercatat ada beberapa kebudayaan kuno yang menakjubkan dan populer di dunia seperti Inca, Aztec, Mesir kuno, atau Yunani kuno. Tapi tak banyak yang tahu jika ada beberapa kebudayaan kuno yang juga menakjubkan tapi kurang diketahui keberadaannya. 

Seperti halnya ketujuh kebudayaan kuno berikut ini yang sama menakjubkan. Bahkan beberapa di antaranya berusia lebih tua dan kebudayaannya memberikan banyak pengaruh penting bagi peradaban kuno yang kita kenal saat ini. Namun karena berbagai sebab, mulai dari kurangnya bukti sejarah sampai kurangnya penelitian terhadap reruntuhan situsnya sehingga menyebabkan kebudayaan prasejarah ini kurang dikenal. Seperti dilansir Listverse, berikut ini tujuh peradaban kuno menakjubkan di berbagai penjuru dunia yang nyaris tak dikenal dan terlupakan.

1. Nok
Od ruinen-von-karthago
By Wolpertinger at de.wikipedia [Public domain], from Wikimedia Commons
Nok adalah peradaban kuno yang dulunya menghuni daerah Nigeria. Peradaban Nok berkembang selama milenium pertama sebelum masehi sebelum akhirnya menghilang tanpa penyebab yang jelas pada abad selanjutnya. Beberapa teori menyebutkan penyebab kehancuran peradaban ini adalah eksploitasi sumber daya alam berlebihan yang mengakibatkan turunnya jumlah populasi. Meskipun diyakini sebagai salah satu peradaban paling tua di Afrika, tetapi bukti-bukti keberadaan mereka sangat sedikit sehingga sulit untuk diteliti.

Namun para arkeolog modern percaya kalau kebudayaan Nok memiliki peran penting dalam pengembangan budaya lain di sekitarnya seperti Yoruba dan Benin. Bangsa Nok tampaknya memiliki pengetahuan dan jiwa seni yang tinggi, terlihat dari bukti peninggalan sejarah berupa patung-patung terakota yang di sekitar situs pemukiman kuno Nok. Mereka juga orang Afrika pertama yang mengenal teknik peleburan besi, meskipun diyakini bahwa teknologi itu diperkenalkan budaya lain, kemungkinan Karthago; yakni sebuah kota kuno di Afrika Utara, sekarang dekat kota Tunis di Tunisia.

1. Elam
Eshkaft-e Salman I
By dynamosquito (originally posted to Flickr as Eshkaft-e Salman I) [CC-BY-SA-2.0], via Wikimedia Commons
Sebuah peradaban kuno yang terletak di Iran barat daya. Elam berpusat di barat jauh dan barat daya Iran, membentang mulai dari dataran rendah Khuzestan dan provinsi Ilam, juga sebagian kecil Irak selatan. Peradaban kuno yang satu ini aslinya bernama Haltam. Namun dalam sejarah lebih dikenal dengan nama Elam yang berasal dari bahasa Ibrani. Sebab sejarah kebudayaan kuno ini memang lebih banyak diketahui melalui manuskrip-manuskrip kuno Ibrani.

Dulunya, Peradaban Elam menguasai sebagian besar wilayah yang kini merupakan bagian dari negara Iran dan sebagian kecil Irak. Elam merupakan salah satu peradaban paling tua yang didirikan sekitar milenium ketiga sebelum masehi dan hingga saat ini merupakan kebudayaan tertua yang pernah ditemukan di seluruh Iran. Mereka memiliki bahasa yang sangat unik dan berbeda jika dibandingkan dengan kebudayaan kuno di sekitarnya.

Sepertinya para cendekiawan Elam tidak memandang pentingnya mendokumentasikan mitologi, sastra, atau kemajuan ilmiah mereka sehingga bukti dedikasi mereka bagi peradaban dunia hampir tak dapat ditelusuri. Dan karena alasan itu pula Elam kurang dikenal di zaman modern jika dibandingkan dengan kebudayaan Mesir kuno dan Sumeria.

2. Hurri
Tell Mozan 1
By Zoeperkoe (Karya sendiri) [CC-BY-SA-3.0], via Wikimedia Commons
Bangsa Hurri adalah kelompok etnis di Timur Dekat kuno yang menghuni Mesopotamia Utara dan daerah di sekitarnya selama Zaman Perunggu. Negara Hurri yang paling kuat dan berpengaruh adalah kerajaan Mitanni. Salah satu kota terbesar mereka dikenal dengan nama Urkesh dan terletak di timur laut Syria. Urkes merupakan lokasi penemuan teks kuno, tablet batu, dan patung yang kini dikenal sebagai singa Louvre. 

Penduduk Kekaisaran Hittit di Anatolia banyak yang merupakan bangsa Hurri, dan ada pengaruh besar kebudayaan Hurri terhadap mitologi Hittit dan Het. Meskipun diyakini sebagai bangsa yang cenderung nomaden, arkeolog-arkeolog modern percaya kalau Hurri mungkin memiliki dampak yang besar terhadap perkembangan kebudayaan peradaban-peradaban di sekitarnya. Hal ini terlihat dari bahasa mereka yang berbeda dari bahasa Semit dan kebudayaan di Indo-Eropa lainnya. Demikian penjelasan dari Wikipedia. 

Hal ini terlihat dari bahasa mereka yang berbeda dari bahasa Semit dan kebudayaan di Indo-Eropa lainnya. Namun, pada akhir milenium 2 SM, hampir semua jejak etnis Hurri telah menghilang. Sejarah mereka yang ditulis dalam bahasa Hurri ditemukan dalam artefak Mesopotamia. Sayangnya, sangat sedikit artefak yang dibuat oleh kaum Hurri sendiri yang ditemukan. Sebagian besar riwayat mereka berasal dari tulisan-tulisan budaya lain, termasuk Het, Sumeria, dan Mesir.

3. Norte Chico
Chavin circular plaza cyark
By [archive.cyark.org CyArk] (CyArk Chavin Database) [CC-BY-SA-3.0], via Wikimedia Commons
Norte Chico adalah salah satu dari lima region alamiah di Chili. Northe Chico berbatasan dengan Norte Grande di utara, Samudra Pasifik di barat, pegunungan Andes dan Argentina di timur, dan Zona Central di selatan. Kabarnya, Bangsa Norte Chico menghuni Amerika Selatan sejak milenium ketiga sebelum masehi. 

Kejayaan mereka berlangsung selama lebih dari 1.200 tahun dan dikenal sebagai kebudayaan dengan teknologi canggih tertua di benua Amerika. Pusat peradaban Norte Chico terletak di wilayah Peru. Mereka memiliki 20 kota besar dengan arsitektur canggih dan pertanian yang mendominasi pemukiman mereka. Sepertinya mereka juga sudah mengembangkan sistem irigasi yang rumit yang saat itu belum dikenal pada masa itu.

Norte Chico memiliki pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan budaya di Amerika Selatan sesudahnya. Salah satunya adalah peradaban Chavin yang dimulai beberapa ratus tahun setelah jatuhnya Norte Chico. Akan tetapi sama seperti kebudayaan-kebudayaan kuno lainnya, tak banyak bukti sejarah mengenai kebudayaan ini yang ditemukan dan bisa dipelajari.

4. Zapotek
UnexcavatedBldgNorthPlatform
By AlejandroLinaresGarcia (Karya sendiri) [CC-BY-SA-3.0], via Wikimedia Commons
Seperti kebanyakan peradaban kuno di Mesoamerika, Zapotek kemudian menghilang dari perdaban dunia. Tetapi tak diketahui pasti penyebab kejatuhan budaya itu. Peradaban Zapotek ialah peradaban pra-Colombus yang berkembang di Lembah Oaxaca, benua Amerika. Bukti arkeologis menunjukan bahwa peradaban mereka dapat ditilik kembali ke 2500 tahun yang lalu. Mereka meninggalkan bukti arkeologis di kota kuno Monte Albán. Bahasa yang dituturkan oleh peradaban ini adalah bahasa Zapotek. Demikian penjelasan dari Wikipedia. 

Kota ini merupakan rumah bagi 25 ribu warga selama lebih dari 1.200 tahun. Sepertinya Kebudayaan Aztec dan Maya merupakan peradaban manusia kuno yang paling dikenal di Benua Amerika. Tetapi selain dua kebudayaan yang terkenal memiliki ilmu pengetahuan canggih untuk masanya itu masih ada kebudayaan Zapotek yang riwayatnya tak banyak diketahui.

Kota terbesar mereka kebanyakan dibiarkan utuh, hingga runtuh dengan sendirinya karena termakan zaman. Beberapa ahli percaya kegagalan sistem ekonomi yang mendorong kejatuhan Zapotek. Faktor ketiadaan mata pencaharian menyebabkan para penduduk Zapotek bermigrasi ke daerah laind an meninggalkan kota-kota mereka begitu saja.

6. Hatti
Hattusa.liongate
By © 2001 User:China_Crisis (Karya sendiri) [CC-BY-SA-2.0], via Wikimedia Commons
Hatti merupakan peradaban kuno yang dulunya menempati daerah Anatolia, Turki. Peradaban ini kemungkinan besar berasal dari abad 26 hingga 18 SM. Penduduk Hatti diyakini sebagai masyarakat yang menciptakan kawasan perkotaan tertua. Kerajaan ini mencapai kejayaannya pada pertengahan abad ke-14 SM di bawah Suppiluliuma I, ketika mencakup area yang meliputi sebagian besar Asia Kecil serta bagian dari utara Levant dan atas Mesopotamia. 

Kekaisaran berakhir saat runtuhnya Zaman Perunggu, setelah 1180 SM. Mereka terpecah menjadi beberapa independen "Neo-Het" negara-kota, beberapa di antaranya bertahan sampai abad ke-8 SM. Bahasa Hittite adalah anggota dari cabang Anatolia dari rumpun bahasa Indo-Eropa. Mereka disebut tanah air mereka sebagai Hatti. Nama konvensional "Het" adalah karena identifikasi awal mereka dengan Het Alkitab di abad ke-19 arkeologi.

Sebagian besar arkeolog percaya kalau penduduk Hatti adalah penduduk pertama yang menghuni daerah Anatolia sebelum peradaban Het yang lebih terkenal. Sementara orang-orang Het tiba di Anatolia abad 23 SM. Kebudayaan Hatti merupakan akar dari kebudayaan Het. Dua kebudayaan ini perlahan-lahan berakulturasi dan Het mengadopsi keyakinan dan praktik keagamaan Hatti. Kemudian identitas kebudayaan Hatti pun melebur dalam kebudayaan Het.

Sejarah peradaban Het dikenal sebagian besar dari teks-teks prasasti yang ditemukan di daerah kerajaan mereka, dan dari korespondensi diplomatik dan komersial yang ditemukan di berbagai arsip di Mesir dan Timur Tengah. Keberadaan mereka tak banyak meninggalkan bukti sejarah. Hanya bisa ditelusuri melalui tablet-tablet artifak bangsa Akkadia. Besar kemungkinan bangsa Hatti memiliki bahasa lisan tersendiri, namun tidak ada bukti tertulis mengenainya yang pernah ditemukan.

7. Dilmun
Dilmun period (3200-320 BC) burial chambers at Saar, Bahrain
By Rapid Travel Chai [CC-BY-3.0], via Wikimedia Commons
Dilmun atau Telmun ialah pusat perdagangan penting dari akhir milenium keempat 1800 SM. Dilmun merupakan sebuah peradaban kuno di Timur Arabia. Pada puncak kekuasaan, Dilmun menguasai rute perdagangan Teluk Persia. Dilmun sangat makmur selama 300 tahun pertama dari milenium kedua, tapi mulai menurun antara 2000 SM dan 1800 SM karena pembajakan berkembang di Teluk Persia. Pada 600 SM, Babilonia dan kemudian Persia menambahkan Dilmun ke kerajaan mereka.

Sistem kepercayaan di sini memiliki banyak kesamaan dengan orang-orang dari Mesopotamia dan Mesir kuno. Bangsa Sumeria menganggap Dilmun sebagai tanah suci. Meskipun lokasi pusat Dilmun tidak jelas, konsensus ilmiah menunjukan bahwa Dilmun mencakup Bahrain, Kuwait dan daerah pesisir Provinsi Timur Arab Saudi. Dilmun disebutkan oleh peradaban Mesopotamia sebagai mitra dagang, sumber tembaga logam, dan Entrepôt dari rute perdagangan Peradaban Lembah Mesopotamia ke Indus.

No comments:

Post a Comment