unikposts -
Capung adalah jenis serangga yang tergolong ke dalam bangsa Odonata. Serangga yang jarang berada jauh-jauh dari air ini juga sering kita temukan di tempat-tempat tertentu seperti taman atau pekarangan rumah. Seperti halnya kupu-kupu dan lebah, capung juga mengalami metamorfosis dalam periode kehidupannya. Bedanya, serangga kupu-kupu mengalami metamorfosis sempurna, sedangkan capung tidak, atau hanya mengalami metamorfosis yang tidak sempurna. Dimulai dari telur kemudian menjadi larva dan akhirnya menjadi capung dewasa yang dapat terbang. Berikut ini kami rangkum untuk Anda, keunikan dari capung yang perlu untuk diketahui.
Meski sangat indah, capung sebenarnya adalah serangga karnivora. Sejak menetas dari telur, mereka adalah karnivora yang suka menyantap hewan lain. Pada saat masih larva, mereka memakan plankton, ikan-ikan kecil, dan larva lain. Ketika sayap mereka mulai berkembang, capung muda memiliki bagian tubuh khusus yang berada di kepalanya yang berfungsi sebagai tongkat untuk memudahkan menangkap ikan-ikan kecil. Ketika dewasa, capung merupakan predator alami dari nyamuk, sehingga populasi capung yang banyak bisa menjadi pengontrol yang efektif dalam menanggulangi penyebaran nyamuk pada suatu tempat.
Sayap capung bagian depan lebih panjang daripada sayap bagian belakang. Bentuk sayap seperti ini membuat capung dapat terbang sangat cepat hingga 50 km/jam dan dapat melakukan berbagai manuver di udara mulai dari bergerak ke samping, belakang sampai menyusuri suatu permukaan benda. Keahliannya dalam terbang tersebut sehingga mereka dinobatkan sebagai serangga tercepat yang pernah ada di bumi.
Capung adalah salah satu serangga bersayap pertama yang berkembang pada 300 juta tahun lalu. Bentangan sayap fosil capung mencapai 2 meter. Fosil capung terbesar yang pernah ditemukan di bumi mempunyai ukuran lebar sayap lebih dari 3 meter. Capung purba berukuran raksasa karena kadar oksigen tinggi selama jaman Paleozoic.
Hampir seluruh masa hidup capung sebenarnya dihabiskan pada saat larva. Larva capung sendiri hidup kira-kira 3 tahun, setelah itu mereka baru bermetamorfosis menjadi capung dewasa yang bersayap. Capung dewasa hanya dapat bertahan hidup beberapa minggu saja untuk menghasilkan keturunan baru.
Kita mungkin sering melihat seekor capung berada di atas permukaan air. Mengapa demikian? Ternyata di permukaan air itulah capung menaruh telur-telurnya yang kemudian akan menetas menjadi larva. Mereka juga sangat teliti dengan daerahnya seperti permukaan air tersebut sehingga sering kita jumpai 2 capung yang berkelahi untuk memperebutkan daerah kekuasaannya.
Salah satu hal paling menarik yang ada pada capung adalah bentuk matanya. Serangga ini memiliki mata yang besar dengan ribuan lensa yang bersegi-segi seperti pada lebah. Dengan mata yang besar dan bersegi-segi tersebut, capung dapat melihat ke segala arah. Hal inilah yang membuat kita agak kesulitan ketika ingin menangkap hewan unik ini.
Hewan ini adalah serangga golongan Odonata dengan lebih dari 5000 spesies berbeda yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Di Amerika Serikat saja terdapat lebih dari 400 spesies, jumlah spesies capung di Indonesia diperkirakan lebih dari 700 spesies.
Ketika terbang, capung tidak bisa langsung berbalik arah karena mereka memiliki sayap yang panjang. Mereka akan terbang di tempat, kemudian berbalik arah. Saat bermanuver, mereka dapat menggepakkan sayap 30 kali per menit. Beberapa jenis capung juga ada yang bermigrasi. Salah satunya adalah Anax junius (green darner) dari New Jersey dengan kemampuan migrasi rata-rata 7,5 km per hari.
Capung akan kelaparan, jika tidak bisa terbang, karena mereka menangkap mangsanya hanya ketika terbang. Mereka sangat efisien dalam memangsa dan mengontrol populasi nyamuk. Capung dapat memakan 30 sampai ratusan nyamuk per hari. Capung akan menangkap mangsa dengan menggunakan kaki-kakinya. Kepala mangsa adalah bagian yang pertama dimakan oleh capung.
Capung
Capung meletakkan telurnya pada tumbuhan yang ada di air. Ada jenis yang senang dengan genangan air, namun ada pula yang senang menaruh telurnya di air yang agak deras. Setelah menetas, tempayak (larva) capung hidup dan berkembang di dasar perairan, mengalami metamorfosis menjadi nimfa, dan akhirnya keluar dari air sebagai capung dewasa. Sebagian besar siklus hidup capung dihabiskan dalam bentuk nimfa, di bawah permukaan air, dengan menggunakan insang internal untuk bernapas. Tempayak dan nimfa capung hidup sebagai hewan karnivora. Nimfa capung yang berukuran besar. Setelah dewasa, capung hanya mampu hidup maksimal selama empat bulan.Meski sangat indah, capung sebenarnya adalah serangga karnivora. Sejak menetas dari telur, mereka adalah karnivora yang suka menyantap hewan lain. Pada saat masih larva, mereka memakan plankton, ikan-ikan kecil, dan larva lain. Ketika sayap mereka mulai berkembang, capung muda memiliki bagian tubuh khusus yang berada di kepalanya yang berfungsi sebagai tongkat untuk memudahkan menangkap ikan-ikan kecil. Ketika dewasa, capung merupakan predator alami dari nyamuk, sehingga populasi capung yang banyak bisa menjadi pengontrol yang efektif dalam menanggulangi penyebaran nyamuk pada suatu tempat.
Sayap capung bagian depan lebih panjang daripada sayap bagian belakang. Bentuk sayap seperti ini membuat capung dapat terbang sangat cepat hingga 50 km/jam dan dapat melakukan berbagai manuver di udara mulai dari bergerak ke samping, belakang sampai menyusuri suatu permukaan benda. Keahliannya dalam terbang tersebut sehingga mereka dinobatkan sebagai serangga tercepat yang pernah ada di bumi.
Capung adalah salah satu serangga bersayap pertama yang berkembang pada 300 juta tahun lalu. Bentangan sayap fosil capung mencapai 2 meter. Fosil capung terbesar yang pernah ditemukan di bumi mempunyai ukuran lebar sayap lebih dari 3 meter. Capung purba berukuran raksasa karena kadar oksigen tinggi selama jaman Paleozoic.
Hampir seluruh masa hidup capung sebenarnya dihabiskan pada saat larva. Larva capung sendiri hidup kira-kira 3 tahun, setelah itu mereka baru bermetamorfosis menjadi capung dewasa yang bersayap. Capung dewasa hanya dapat bertahan hidup beberapa minggu saja untuk menghasilkan keturunan baru.
Kita mungkin sering melihat seekor capung berada di atas permukaan air. Mengapa demikian? Ternyata di permukaan air itulah capung menaruh telur-telurnya yang kemudian akan menetas menjadi larva. Mereka juga sangat teliti dengan daerahnya seperti permukaan air tersebut sehingga sering kita jumpai 2 capung yang berkelahi untuk memperebutkan daerah kekuasaannya.
Salah satu hal paling menarik yang ada pada capung adalah bentuk matanya. Serangga ini memiliki mata yang besar dengan ribuan lensa yang bersegi-segi seperti pada lebah. Dengan mata yang besar dan bersegi-segi tersebut, capung dapat melihat ke segala arah. Hal inilah yang membuat kita agak kesulitan ketika ingin menangkap hewan unik ini.
Hewan ini adalah serangga golongan Odonata dengan lebih dari 5000 spesies berbeda yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Di Amerika Serikat saja terdapat lebih dari 400 spesies, jumlah spesies capung di Indonesia diperkirakan lebih dari 700 spesies.
Ketika terbang, capung tidak bisa langsung berbalik arah karena mereka memiliki sayap yang panjang. Mereka akan terbang di tempat, kemudian berbalik arah. Saat bermanuver, mereka dapat menggepakkan sayap 30 kali per menit. Beberapa jenis capung juga ada yang bermigrasi. Salah satunya adalah Anax junius (green darner) dari New Jersey dengan kemampuan migrasi rata-rata 7,5 km per hari.
Capung akan kelaparan, jika tidak bisa terbang, karena mereka menangkap mangsanya hanya ketika terbang. Mereka sangat efisien dalam memangsa dan mengontrol populasi nyamuk. Capung dapat memakan 30 sampai ratusan nyamuk per hari. Capung akan menangkap mangsa dengan menggunakan kaki-kakinya. Kepala mangsa adalah bagian yang pertama dimakan oleh capung.
No comments:
Post a Comment